Tanpa Mesin, Bagaimana Mendaratkan Pesawat Ulang-Alik?

Pesawat ruang angkasa, secara resmi bernama Space Transportation System (STS) mungkin merupakan keajaiban teknik yang paling megah yang pernah dibuat  manusia. Program ini diluncurkan tak lama setelah Presiden Amerika Serikat, Nixon mengumumkan rencana NASA untuk mengembangkan pesawat ruang angkasa atau ruang sistem transportasi yang dapat digunakan kembali.

NASA diminta melakukan perombakan besar-besaran dari program Apollo dengan mengembangkan teknologi pesawat yang mampu menahan panas dan tekanan tinggi   karena mereka akan masuk kembali atmosfer bumi untuk digunakan lagi.

Pesawat ruang angkasa adalah garis depan  dalam teknologi dan keajaiban rekayasa manusia. Pesawat ini digunakan untuk memperluas  hukum  dan mengatasi pembatasan yang menghalangi manusia untuk melakukan eksplorasi ruang angkasa. Kebangkitannya  akan menjadi salah satu prestasi yang paling signifikan yang  pernah dicapai umat manusia.

Namun, membangun pesawat ruang angkasa sangat menantang bagi insinyur di seluruh dunia. Di atas kertas, sulit untuk membayangkan  membuat pesawat  yang cukup tangguh untuk menahan tekanan dan panas luar biasa saat masuk kembali ke atmosfir.

Tetapi tantangan bisa dilewati. Insinyur di NASA segera mengembangkan Columbia, pesawat ruang angkasa pertama yang membawa 11 astronot dan kargo 27.000 kilogram ke ruang angkasa di atas sebuah roket setinggi 56 meter.

Meski  direkayasa untuk digunakan untuk 100 penerbangan, roket Columbia  meledak pada 1 Februari 2003, ketika masuk ke bumi  menewaskan tujuh astronot di pesawat.

Next: Kesulitan  Menembus Atmosfir