Seperti Apa Maskapai Milik Korea Utara

Korea Utara kabarnya memang memiliki teknologi untuk mengembangkan bom nuklir, meluncurkan serangan cyber, dan bahkan perang roket. Namun, soal angkutan udara, maskapai milik negara Air Koryo kadang dituding adalah yang terburuk di dunia. Pesawat yang dioperasikan sudah tua, makanannya tidak enak, dan seragam pramugarinya kuno.

Apa betul?

 

Seorang fotografer, Arthur Mebius mencoba mencari jawaban sendiri. Dia berpetualang dengan Air Koryo dari Beijing ke Pyong Yang dalam berbagai kesempatan, menggunakan pesawat yang berbeda untuk memperoleh gambaran utuh. Karya fotonya kemudian diterbitkan dalam sebuah buku berjudul Dear Sky.

Armada Air Koryo ternyata cukup keren dengan gaya retronya, banyak kelompok penggemar penerbangan bersemangat dan senang hati menghabiskan waktu berhari-hari dalam program joyrides atau terbang untuk bersenang-senang, dengan Air Koryo. “Pesawat-pesawat ini cantik dan masih memiliki interior asli seperti ketika dikirim pertama kali dulu,” kata Arthur Mebius.

Air Koryo mulai melayani penumpang dari Pyongyang ke Moskow pada 1950. Setelah jatuhnya Uni Soviet, sanksi dan ketiadaan dana membuat maskapai penerbangan milik negara itu tidak bisa membeli beberapa pesawat baru. Saat ini, Air Koryo memiliki 15 armada pesawat, termasuk Ilyushin 62 yang merupakan tungggangan favorit pemimpin mereka Kim Jong Un.

Uni Eropa melarang maskapai ini terbang ke benua itu pada tahun 2006 karena masalah keamanan dan perawatan. Pada 2016, Air Koryo juga menutup penerbangan ke Bangkok, Kuala Lumpur, dan Kuwait. Kini, di tengah keterbatasan dan kondisi seadanya, maskapai ini tetap melakukan penerbangan reguler ke China dan Rusia.

Sebagian besar pesawat terbang merupakan buatan tahun 1960an, meski beberapa pesawat ada yang baru termasuk Tupolev Tu 204-300. Meski begitu, secara umum maskapai Air Koryo tidak bisa memberikan layanan maksimal. Banyak penumpang terutama dari Barat mengatakan menu makanannya menyebalkan. Karena itu, tidak mengherankan jika mayoritas menyebut Air Koryo sebagai maskapai penerbangan dengan satu bintang.

Tapi bagi Mebius sang fotografer dan penggemar perjalanan udara, terbang bersama AIR Koryo punya makna tersendiri. Ini adalah pengalaman yang membangkitkan kembali kenangan masa keemasan perjalanan udara.

Mebius terbang menggunakan Air Koryo setelah membaca tentang armada vintage ini pada 2015. Dia pun kemudian memesan paket tur penerbangan senilai 1.600 dollas AS melalui agen perjalanan Inggris, Juche Travel. Setelah terbang dari Amsterdam ke Beijing, dia kemudian pindah ke Air Koryo menuju Pyongyang. Dia bahkan sangat menyukainya sehingga kembali naik untuk kedua kalinya.

Mebius kemudian menikmati 24 penerbangan di atas 10 jenis pesawat terbang berbeda milik Air Koryo. Tidak bermaksud melebih-lebihkan, hampir semua penerbangan kursinya tidak terisi alias kosong. Untuk sekali terbang, harga tiketnya sekitar 200 dollar AS.

Apa yang bisa dinikmati?

Tentu saja penerbangan itu sendiri. Bagi penggemar terbang, salah satu yang bisa dinikmati adalah pemandangan sepanjag perjalanan. Kedua, adalah rutinitas para awak itu sendiri, seperti pilot yang melakukan pemeriksaan rutin sebelum penerbangan seperti melepas tutup mesin dan memeriksa ban.

Ketika mesin dihidupkan, mata Mebius, suaranya sangat menakutkan. Ini wajar karena pesawat-pesawat Air Koryo telah berumur. Di kabin, Mebius beraksi melalui kameranya. Secara umum, sebenarnya ada larangan memotret di pesawat, tetapi kadang awak kabin mengijinkan. Mebius bertanya terlebih dahulu kepada awak kabin, apakah dia bisa mengambil foto mereka untuk memperoleh gambar yang bagus. “Bagi orang Korea Utara, foto yang bagus adalah saat seseorang melihat kamera, berpose dan bangga dan sadar akan kamera. Tentu saja, ini bukan yang saya inginkan,” tambah Mebius.

Karya-karya Mebius yang indah bisa memberi kita gambaran tentang Air Koryo dan juga dunia penerbangan Korea Utara meski hanya secuil saja.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.