Ratu Kecantikan di Ruang Kokpit

Setidaknya, ada 10 wanita yang menjadi pilot di armada AirAsia, dan Kapten Chananporn Rosjanadalah yang paling terkenal dari mereka semua.

Banyak netizen bilang, Chananporn adalah pilot yang paling cantik. Wajar saja, dia adalah penerima mahkota Miss Thailand 2005 yang kemudian membawanya ke Miss Universe. Kepopulerannya tidak hanya di negeri Gajah Putih itu tapi juga menyebar ke seluruh semenanjung Melayu. Memang, bicara soal perempuan cantik tidak akan pernah ada habisnya.

Untungnya, bagi Chananporn banyak hal sudah lewat. Gelar miss-miss an itu berlalu 12 tahun yang lalu. Tentu saja banyak yang sudah berubah, meski kecantikan itu, sepert kata orang, adalah sesuatu yang abadi. Tidak mengherankan, meskipun tanpa make up, berbalur seragam putih, celana hitam, dan dasi hitam, Chananporn  adalah tetap sosok yang menawan saat datang dan pergi di bandara Don Mueang, Bangkok.

“Saya benar-benar seperti rata-rata gadis Thailand. Sejujurnya, saya tidak tahu bagaimana cara make-up dan saya benar-benar tipe yang lebih menyukai jeans dan kaos dari pada gaun dan rok. Di sekolah, saya suka atletik dan bermain bola voli, bola basket dan wakeboarding.  Kalau disuruh mimilih antara gaun dan celana jins, saya memilih jeans, “kata Chananporn.

Menikmati kemasyuran selama menjadi Miss Thailand tidak membuat Chananporn lupa diri. Dia bahkan dikenal sebagai pribadi yang ramah dan baik hati. Cita-citanya bukan sebagai ratu kecantikan. Karena itu, perempuan yang kini berusia 35 tahun ini kemudian sekolah pilot dan bekerja di kokpit. Dia tidak mau, seperti kebanyakan ratu kecantikan, sekadar mencari suami kaya dan kemudian hidup tenang dengan harta berlimbah. Chananporn adalah seorang pilot, dan dia akan tetap selalu menjadi pilot.

 

“Penerbangan ada dalam darahku. Ibuku adalah pramugari Thai Airways di tahun 1970-an. Sejak kecil,  saya bertemu banyak pilot dan memiliki banyak kesempatan untuk duduk di kokpit,” kata Chananporn.

Chananporn besar di New York, dia fasih berbicara Inggris, Italia dan Jerman, dan tentu saja Thailand. Dia kembali ke negara itu tahun 2000 dan meraih gelar sarjana teknik elektro di Universitas Thammasat di Bangkok. Setelah lulus pada tahun 2004, Chananporn berada di persimpangan jalan. Dia ingin gelar Master di bidang teknik elektro atau mendaftar di kursus. Chananporn yang barululusan ketika itu kekurangan dana dan membutuhkan bantuan keuangan untuk melanjutkan studi lebih lanjut. Pada Oktober 2004, Chananporn melamar program pelatihan Thailand AirAsia dan Bangkok Aviation Center (BAC).

Beberapa bulan kemudian, dia juga mendaftarkan diri untuk kontes kecantikan Thailand / Universe 2005, yang berhadiah satu juta baht Thailand, sebuah mobil dan berbagai barang dari sponsor. Seiring keberuntungannya, Chananporn adalah satu dari 40 yang terpilih untuk program pelatihan di Air Asia dari 3.000 pelamar.  “Syukurlah, Thai AirAsia dan BAC memberi saya cuti dari pelatihan untuk berpartisipasi dalam kontes kecantikan, ” tambah Chananporn kepada media Thailand.

 

Dia mengaku tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk memenangkan kontes kecantikan. Tapi prinsipnya dalam semua hal adalah adalah selalu melakukan yang terbaik, dan karena itu dia berusaha sebaik-baiknya dalam persaingan.  Akhirnya semua menjadi lebih nyata,  ketika perempuan dengan tinggi 171 cm ini memenangkan gelar yang didambakan.

Chananporn menolak tawaran untuk masuk ke industri hiburan atau memulai karir modeling setelah masa tugasnya sebagai Miss Thailand selesai. Ia memilih untuk kembali ke kokpit. “Menjadi pilot telah menjadi impian masa kecilku. Meskipun gelar kecantikan hadir dengan banyak tunjangan dan kesempatan, saya memiliki hati yang ingin selalu terbang tinggi di langit, “kata kapten yang telah terbang bersama AirAsia selama 11 tahun dan telah menghabiskan 8000 jam penerbangan.

Menurut International Society of Women Airline Pilot, hanya ada sekitar 450 kapten wanita di seluruh dunia. Meskipun ada peningkatan signifikan wanita di bidang lain seperti hukum, kedokteran dan teknik, pilot wanita di industri penerbangan masih kurang banyak.