Susah Payah Menjual Air India

    Pemerintah India juga berniat membagi aset milik Air India Ltd, seperti real estat ke dalam perusahaan berbeda. Menteri Penerbangan Sipil India, Ashok Gajapathi Raju bekerja sama dengan Menteri Keuangan Arun Jaitley untuk menyusun sebuah formula yang memungkinkan investor masuk. Pemerintah bahkan sudah menyatakan terbuka untuk semua opsi, termasuk mengizinkan investasi asing di maskapai tersebut.

    Ashok Gajapathi Raju mengatakan bahwa laporan keuangan Air India sangat buruk. Itu yang menyebabkan investor tidak mau masuk. “Misalkan sebagian dari hutangnya dihapus, aset non-penerbangan terkait dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam perusahaan cangkah yang dimiliki oleh pemerintah, saya pikir semuanya akan berjalan lebih baik,” kata Raju.

    Kesuksesan penjualan Air India akan menjadi kunci politik bagi Perdana Menteri India Narendra Modi, yang telah menjanjikan reformasi dan berjanji untuk memperbaiki keuangan pemerintah. Namun neraca Air India yang mencakup real estat dari Tokyo hingga London, dua hotel, lima anak perusahaan dan perusahaan patungan, membuat penjualan menjadi rumit.

    Meskipun penjualan adalah pilihan masuk akal secara ekonomi bagi pemerintah, namun langkah itu mungkin masih menghadapi perlawanan dari partai politik. Setidaknya ide penjualan ini sudah ada sejak dua dekade yang lalu, dan selalu gagal.

    IndiGo, maskapai komersial terbesar di India, mengatakan pada bulan Juni lalu bahwa mereka bersedia untuk membeli operasi internasional Air India, atau bahkan seluruh bisnis penerbangan. Sementara perusahaan penerbangan Bird Group telah menunjukkan minat untuk menawar.