Pesawat Bertenaga Surya Siap Tinggalkan Bumi

Dunia sudah melihat banyak pesawat bertenaga surya. Meski masih berukuran kecil, karena keterbatasan daya, diyakini di masa depan pesawat jenis ini akan semakin besar dan tangguh. Pesawat-pesawat uji coba telah terbang di berbagai belahan duni. Menyusuri gurun, membelah laut bahkan naik tinggi hingga Pegunungan Alpen.

Namun satu tim memiliki rencana yang lebih tinggi dari semua itu, mereka ingin mencapai tepi ruang angkasa. Melalui proyek, para peneliti dan penggemar dunia penerbangan berencana untuk menerbangkan pesawat bertenaga surya ke ketinggian di atas 80.000 kaki atau 24.000 m.

Proyek SolarStratos akan mengeksplorasi kemungkinan orang terbang ke tepi angkasa menggunakan teknologi surya. Pesawatnya sendiri berukuran panjang 8,5 m (27,9 kaki), memiliki lebar sayap 24,9 m (81,7 kaki) dan beratnya hanya 450 kg. Pesawat SolarStratos akan menjadi pesawat surya dua penumpang komersial pertama dalam sejarah yang mencapai stratosfer. Untuk memaksimalkan tenaganya, pesawat ini akan dipasangi 22 m2 panel surya.

Tujuan proyek ini adalah untuk menunjukkan potensi energi terbarukan dan untuk mengeksplorasi kemungkinan orang terbang mencapai ketinggian seperti itu dengan menggunakan teknologi surya. Dimulai pada 2014, proyek ini telah mencapai tonggak sejarah yang signifikan bulan ini dengan selesainya hanggar yang akan menjadi basis operasional tim. Di hangar inilah, pesawat SolarStratos akan dikembangkan dan pengujian dilakukan.

Pesawat tersebut telah dibangun oleh perusahaan listrik dan pesawat terbang surya PC-Aero, yang juga pernah membuat pesawat Elektra One. Sistem tata suryanya dikembangkan oleh Pusat Elektronik dan Mikrotechnology Swiss. Panel surya seluas 22 m2 yang menutupi pesawat akan menghasilkan listrik 32 kW dan mengisi baterai lithium-ion 20 kWh untuk menggerakkan mesin. Teknologi ini tampaknya akan memungkinkan pesawat untuk tetap berada di udara selama lebih dari 24 jam. Meskipun begitu, penerbangan perdananya dijadwalkan sedikit lebih pendek. Diperhitungkan akan memakan waktu lima jam untuk naik sampai ketinggian 80.000 kaki, kemudian dua awaknya akan disana sekitar 15 menit, dan setelah itu butuh tiga jam untuk turun.Untuk menghemat berat selama penerbangan, kabin pesawat tidak akan bertekanan.

Sebagai gantinya, pilot Raphaël Domjan akan mengenakan setelan bertekanan, seperti yang dikenakan oleh astronot. Domjan memiliki ide untuk proyek SolarStratos ini setelah dia melakukan penyeberangan Atlantik dengan pesawat bertenaga surya juga.

Hanggar dan pesawat tersebut dijadwalkan diluncurkan pada 7 Desember 2017, dengan jadwal uji coba dijadwalkan dimulai awal tahun depan. Misi itu sendiri saat ini ditetapkan untuk 2018.