Perang Melawan Burung (2): Dari Kembang Api sampai Sinyal Khusus

Salah satu yang unik dari burung adalah mereka akrab dan bisa menerima dentuman suara pesawat terbang, tetapi kaget dengan suara kembang api atau sesuatu yang tiba-tiba. Raungan mesin mungkin sudah sangat biasa. Bagi banyak burung di dekat bandara, sejak mereka menetas dari dalam telur, suara mesin itu sudah didengar. Jadi mau sekencang apapun, mereka tidak kaget.

Karena terkejut dan bereaksi dengan ledakan tiba-tiba, asal bukan dari mesin pesawat, banyak bandara mengadopsi strategi ini. Dan banyak bandara melaporkan hasil positif ketika menggunakan strategi bunyi-bunyian ini. Kerusakan yang diakibatkan tabrakan dengan burung terhadap pesawat terbang di sekitar bandar udara pun turun.

 

Hampir setiap bandara di AS, dan banyak lagi di seluruh dunia, menggunakan kembang api setiap hari untuk mengusir burung-burung. Michael Begier, koordinator nasional program penanggulangan bahaya bandara di Departemen Pertanian AS mengatakan, lampu kilat dan sejenisnya menarik perhatian burung dan mendorong mereka pergi. “Suara ledakan atau teriakan memunculkan suara yang keras, ada juga dengan suara siulan elektronik. Sementara beberapa bandara memilih memancarkan percikan kembang api. Burung yang berbeda menanggapi setiap aksi secara berbeda pula, kata Begier.

Pakar burung ini juga menyatakan, beberapa jenis bahkan sudah terbang hanya dengan melihat kendaraan satwa liar di sekitar bandara. Karena itu, mengusir mereka kini menjadi lebih mudah. Sebuah tembakan peluru kosong dari sebuah pistol cartridge dapat menempuh jarak 30-40 meter sebelum meledak. Sementara senapan 12 gauge bisa mencapai dua sampai tiga kali lipat lebih jauh dari itu. Unggas yang hidup di air, akan merespon dengan cukup mudah. Setelah dua atau tiga kali diusir, kadang mereka sudah mau pindah. Sedangkan burung yang masuk jenis raptor biasanya lebih sulit untuk ditakut-takuti.

 

Cara kedua yang populer di Amerika, dan juga Eropa adalah upaya menghambat peningkatan populasi. Angsa Kanada biasa tinggal di antara dua landasan pacu di Salt Lake City. Karena itu, petugas disana dalam beberapa tahun terakhir sudah menerapkan mekanisme pemandulan telur.Program ini dikepalai oleh Gib Rokich, yang mengawasi program margasatwa di bandara, dengan sistem pemantauan telur.

 

“Angsa itu ditakuti dari sarangnya sampai pergi, kemudian telurnya diambil dan diolesi dengan minyak nabati. Tidak perlu semuanya, yang penting cukup banyak dari jumlah telur yang ada di sarang. Angsa induk nantinya akan kembali dan mengerami tapi mereka tidak pernah berhasil menetas,” kata Rokich.

Dengan sistem ini, populasi angsa dapat ditekan dan dikendalikan. Katakanlah jika ada 10 telur di satu sarang, kemudian lima telur dimandulkan, maka hanya akan ada 5 yang menetap. Paling tidak dengan demikian, jumlah angsa akan terkontrol dan mereka akan bergerak terbatas di area tertentu saja. Dalam catatan lembaga ini, setelah empat tahun biasanya mereka akan memutuskan siklusnya untuk benar-benar menghitung jumlah angsa yang dibiarkan hidup sampai besar di kawasan sekitar bandara itu.

Selain kembang api dan minyak, ada pula bandara yang menggunakan teknologi. Mereka menyebarkan sinyal yang secara teknis mampu menekan telinga burung. Ini adalah cara yang cukup efektif untuk mengusir spesies yang menyebabkan masalah ini.  David Randell, direktur Scarecrow adalah orang yag mengembangkan teknologi tersebut, dan kini telah dipasang paling tidak di 20-30 bandara di Inggris. Speaker yang dipasang di sebuah mobil khusus akan memancarkan suara untuk menakuti hingga 20 spesies yang berbeda. Alat ini dioperasikan oleh pengemudi dengan menggunakan perangkat serupa tablet.