Biarkan Anak 10 Tahun Setir Pesawat, Dua Pilot Dikandangkan

    Ini memang aneh, atau lebih tepatnya gila. Niatnya baik tetapi resikonya terlalu besar untuk keamanan.

    Dua pilot sebuah maskapai di Aljazair terpaksa dibebastugaskan sementara karena melanggar peraturan penerbangan. Keduanya, secara sengaja dan bahkan ikut terlibat, telah mengizinkan anak laki-laki berusia 10 tahun untuk menerbangkan pesawat penumpang domestic. Insiden itu bahkan direkam kamera dan disiarkan di TV lokal negara itu.

    Ditengarai ini adalah semacam program sosial maskapai tersebut. Ada seorang anak yatim piatu yang bercita-cita menjadi pilot. Entah bagaimana prosesnya, maskapai ini mencoba mewujudkan itu dengan memberi kesempatan anak yatim piatu itu menjadi pilot sehari. Hitung-hitung, langkah ini juga menjadi bagian dari promosi, karena “kebaikan hati” itu kemudian disiarkan secara luas oleh media.

    Dan memang anak laki-laki itu tampaknya punya cita-cita besar menjadi pilot. Di depan kamera, sambil duduk di kokpit lengkap dengan seragam pilot, dia menuruti instruksi dari pilot beneran yang ada di sampingnya. Dia terlihat menekan tombol di bawah pengawasan dua pilot itu, saat terbang dari ibukota Aljazair, Aljir ke kota bernama ke Setif. Pesawat memang terbang dengan aman, nyaman dan tenang seperti biasa. Kedua pilot mengawasi sepenuhnya tindakan anak itu dengan hati-hati.

    Tidak ada insiden selama penerbagan. Tentu saja, selama proses take off dan landing, pilot betulan yang memegang kendali sepenuhnya. Pilot kecil itu hanya menguasai kokpit selama terbang di ketinggian maksimal, dimana pesawat relatif stabil dan tidak melakukan maneuver apapun. Masalahnya adalah, kedua pilot itu melanggar aturan internasional. Selama pesawat terbang, tidak boleh ada siapapun di ruang kokpit. Lha ini, bukan hanya ada di kokpit, anak kecil itu malah menekan tombol ini dan itu.

    Seperti terlihat dalam rekaman siaran Bilad TV, dua pilot Air Algerie yang tidak disebutkan namanya itu kemudian dinyatakan melanggar peraturan penerbangan sipil. Keduanya dipaksa mengambil cuti tentu sekalian agar punya waktu merenungkan kembali resiko besar yang baru saja mereka ambil dengan tindakannya itu.

    Membantu anak-anak mewujudkan mimpi memang baik, bahkan sangat dianjurkan. Apalagi kepada anak-anak yatim piatu. Cuma, kalau itu berarti memberi dia kesempatan menjadi pilot betulan meski hanya beberapa menit, namanya tetap konyol. Jangankan menjadikannya pilot, memberi kesempatan anak umur 10 tahun mengemudikan sepeda motor saja sudah sebuah kesalahan tragis.

    Lha ini kok dikasih setir pesawat…