Pertumbuhan Positif Industri Penerbangan India

    InterGlobe Aviation, pemilik maskapai IndiGo dari India, melaporkan rekor keuntungan kuartal. Keuntungan ini didukung oleh pertumbuhan penumpang. Namun mereka juga khawatir bahwa penundaan pengiriman pesawat Airbus A320neo yang baru akan mempengaruhi proyeksi keuntugan ke depan.

    IndiGo termasuk satu dari beberapa operator yang mengalami penundaan pengiriman pesawat dari Airbus karena masalah dengan mesin baru yang dipasok oleh United Technologies Pratt & Whitney. Kondisi ini telah memaksa maskapai penerbangan terbesar India itu mengistirahatkan sembilan pesawat. “Sementara kami menerima kompensasi dari Pratt & Whitney untuk grounding ini, gangguan operasional akan cukup menantang,” kata Presiden InterGlobe, Aditya Ghosh.

    Ghosh mengatakan bahwa diperlukan waktu sekitar satu tahun sebelum Pratt & Whitney membuat perubahan desain. Tujuannya adalah untuk memecahkan masalah yang selama ini muncul dan oleh karena itu, dia meminta produsen pesawat untuk meningkatkan ketersediaan mesin cadangan.

    Maskapai murah IndiGo telah berkembang pesat sejak diluncurkan pada 2006 dan sekarang menguasai 40 persen pangsa pasar India. Maskapai ini sebelumnya berencana mengoperasikan 36 armada A320neos, namun sampai saat ini hanya 22 yang bisa dipakai.  Untuk mengurangi dampak operasional, sejumlah pesawat A320 telah digunakan dalam skema sewa jangka pendek.

    Masalahnya, skema sewa jangka pendek itu meningkatkan biaya operasional maskapai penerbangan. Penyebabnya adalah karena biaya perawatan yang lebih besar dan tingkat pembakaran bahan bakar yang lebih tinggi dibandingkan dengan A320neos.

    Dalam catatan, keuntungan InterGlobe naik 37 persen menjadi 126,35 juta dollar AS dalam tiga bulan, April hingga Juni. Angka itu adalah perbandingan dari periode yang sama tahun lalu. Salah satu faktornya adalah karena adanya kenaikan pendapatan dari penjualan tiket sebesar 27,9 persen. InterGlobe mengatakan bahwa mereka memperkirakan akan memiliki kapasitas tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sekitar 20 persen pada 2018 sampai 2020.

    Maskapai ini yakin, dalam jangka panjang memiliki pesawat terbang cenderung membuat biaya perawatan lebih rendah daripada pesawat sewaan. Situasi ini yang akan mampu mengurangi biaya operasional IndiGo. Pengenaan pajak barang dan jasa terpadu juga mempengaruhi keputusan IndiGo untuk memilih memiliki sendiri daripada menyewa pesawat.

    IndiGo berencana membeli armada pesawat milik maskapai India. Sebagian pesawat ini akan dipakai untuk membuka rute penerbangan ke kota-kota kecil akhir tahun ini. Pada Mei 2017, IndiGo telah memesan 50 pesawat ATR 72-600 dari produsennya di Eropa, senilai lebih dari 1,3 miliar dollar AS.