Air Force One akan Gunakan Pesawat Bekas Rusia yang Disimpan di Kuburan

Angkatan Udara Amerika Serikat membeli dua pesawat Boeing 747 yang awalnya dipesan oleh perusahaan Rusia untuk digunakan sebagai Air Force One.

Langkah ini mengurangi biaya untuk pembangunan pesawat kepresidenan yang sempat dicemooh oleh Trump yang menilai biaya pembangunan pesawat sebesar US$4 miliar adalah di luar kendali. “Saya rasa ini konyol,” kata Trump Desember 2016 lalu.

Dua pesawat yang sudah dibuat tetapi mangkrak tersebut awalnya dipesan oleh Transaero Rusia pada tahun 2013,  namun tidak pernah dikirim. Boeing rencananya akan membuat empat pesawat untuk perusahaan Rusia tersebut, namun berhenti saat perusahaan tersebut bangkrut pada 2015. USAF setuju untuk membeli pesawat Rusia seharga US$390 juta saja.

Harga ini tentu jauh lebih murah karena harga sebenarnya karena satu Boeing 747-8 harganya sekitar US$ 386 juta, yang berarti bahwa jika USAF mendapatkan dua pesawat  senilai $ 390 juta  maka akan menghemat sekitar 50 persen.

“Kami bekerja melalui tahap akhir koordinasi untuk membeli dua pesawat komersial 747-8,” kata juru bicara USAF kepada Defense One, Selasa 1 Agustus 2017. Dia  menambahkan bahwa penghargaan kontrak akan diumumkan secara resmi segera.

Raksasa kedirgantaraan dan pertahanan Amerika bermarkas di Chicago mengkonfirmasi berita tersebut. “Kami masih bekerja untuk kesepakatan untuk menyediakan dua 747-8 ke Angkatan Udara,” kata juru bicara Boeing Caroline Hutcheson.

Defence One melaporkan kedua pesawat tersebut saat ini disimpan di sebuah boneyard di Gurun Mojave bersama ratusan pesawat tua lainnya.

Baca juga:

Mekanik Boeing Ceroboh, Air Force One Rusak Senilai Rp53 Miliar