PM Australia Numpang Pesawat Kepresidenan Perancis

Numpang bukan hanya monopoli rakyat kecil. Sekelas Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull saja dibela-belain numpang untuk urusan negara. Di sela-sela KTT G20 di Jerman, Turnbull terbang di kabin kelas satu ke Paris dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya Brigitte.

Ceritanya, mereka memang punya urusan bisnis antarnegara. Karena ini antara Australia dan Perancis, obrolan dilakukan di Paris. Dari Jerman ke Perancis, Turnbull akhirnya memilih numpang pesawat kepresidenan Perancis daripada terbang sendiri. Lagi pula, lumayan keduanya bisa ngobrol dalam penerbangan selama 1,5 jam dari Hamburg ke Paris.

Dalam foto terlihat, Malcolm Turnbull dan istrinya Lucy disambut oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron ke pesawat pribadinya. Penerbangan tersebut menjadi bagian dari kunjungan ke Paris, di mana para pemimpin kedua negara membahas perdagangan, terorisme dan kerja sama seputar kapal selam, dan mendorong kemitraan Australia dan Perancis yang lebih jauh. Turnbull menggambarkan kesepakatan mengenai proyek kapal selam kedua negara sebagai “proyek militer terbesar dan paling ambisius dalam sejarah Australia”.

Dalam sektor perdagangan, Turnbull juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Perancis, Macron karena telah ikut menyertakan Australia dalam perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa.

 

Para kepala negara biasanya datang ke sebuah acara seperti G20 ini dengan menggunakan pesawat yang disediakan khusus. Bisa memang merupakan pesawat kepresidenan, namun tidak menutup kemungkinan berupa pesawat carter. Perlu diingat, rombongan yang diikutsertakan sebagai delegasi resmi jumlahnya cukup besar. Melihat jadwal pertemuan dan jumlah rombongan itu, masuk akal jika paling tidak mereka menggunakan pesawat carter.

Kejadian Perdana Menteri numpang ke pesawat kepresidenan negara lain semacam ini cukup jarang terjadi. Namun, perlu diapresiasi karena selain menjadikan lebih irit dan ringkas, keputusan untuk numpang pesawat ini juga bermakna strategis. Para pemimpin menjadi punya waktu ekstra untuk berdialog, membicarakan hubungan kedua negara jauh di atas awan. Tentu saja sambil menikmati fasilitas pesawat kepresidenan yang cukup mewah.