Sriwijaya Buka Penerbangan Jakarta-Banyuwangi

    Sriwijaya Air Grup akan merealisasikan rute penerbangan langsung dari Jakarta ke Banyuwangi pulang pergi pada pertengahan Juni 2017, dengan menggunakan bendera NAM Air.

    Direktur Operasional NAM Air Capt. Daniel Adhitya yang hadir di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat mengatakan untuk mematangkan rencana tersebut, tim dari Sriwijaya bertemu dengan Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko.

    “Kedatangan kami untuk mematangkan direct flight Jakarta-Banyuwangi dan sebaliknya,” katanya sebagaimana dikutip siaran tertulis Humas Pemkab Banyuwangi.

    Daniel menjelaskan, rencana penerbangan perdana akan dilakukan pada 16 Juni mendatang. “Direncanakan terbang setiap hari dengan jadwal pukul 07.00 WIB dari Jakarta menuju Banyuwangi, dan pukul 09.30 WIB dari Banyuwangi menuju Jakarta,” katanya Jumat 12 Mei 2017.

    Pada penerbangan itu, kata Daniel, Nam Air menggunakan pesawat Boeing 737 seri 500 berkapasitas 120 penumpang. Pesawat ini melayani kelas bisnis sebanyak delapan tempat duduk (seat), sisanya merupakan kelas ekonomi.

    “Kami mempersiapkan tim advance untuk mengurus persiapan teknis, ‘safety’ sampai market-nya, agar target 16 Juni bisa terealisasi,” kata Daniel dilaporkan Antara.

    Ia mengatakan, pihaknya membuka rute ini karena potensi pasar yang menjanjikan. Pariwisata Banyuwangi kini terus berkembang, terlihat dari jumlah wisatawan yang menanjak dan pembangunan sejumlah hotel berbintang baru di daerah ujung timur Pulau Jawa itu.

    Selain wisata, dunia usaha di Banyuwangi juga dinilainya terus bergeliat. Berdasarkan data Badan Penanaman Modal Jawa Timur, realisasi investasi Banyuwangi menduduki peringkat ketiga di Jatim. Pasar masyarakat secara umum juga besar, termasuk dunia pendidikan dengan kehadiran sejumlah kampus negeri, seperti Universitas Airlangga (Unair) kampus Banyuwangi yang kini memiliki sekitar 800 mahasiswa dari 17 provinsi, Politeknik Negeri Banyuwangi, dan sekolah pilot negeri.

    Banyuwangi, kata dia, juga kerap dijadikan tempat studi berbagai daerah di Indonesia, termasuk dari luar Jawa, terutama setelah Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) daerah berjuluk “The Sunrise of Java” itu mendapat peringkat A atau terbaik se-Indonesia.

    Menurut dia, pertemuan instansi pemerintah dan BUMN/swasta pun mulai sering digelar di Kabupaten Banyuwangi. “Kami melihat ini sebagai sebuah peluang yang harus kami ambil,” kata Daniel.

    Daniel menambahkan, pasar rute tersebut juga bagus karena bisa menjaring penumpang dari sekitar Banyuwangi, seperti Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Bali barat.

    “Daerah sekitar Banyuwangi menjadi ‘market’ penyangga. Jadi orang Jember atau Bali barat kalau mau ke Jakarta, bisa ke Banyuwangi dulu. Otomatis ini juga menguntungkan Banyuwangi karena mereka pasti belanjakan uang di Banyuwangi,” ujar Daniel.

    Sementara Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko mengatakan, dengan adanya rute Jakarta-Banyuwangi dan sebaliknya, tentu pariwisata, dunia usaha, dan mobilitas orang akan semakin cepat untuk menggerakkan perekonomian lokal.

    Selain Sriwijaya Air, katanya, ada maskapai lain yang juga menyatakan minat menggarap rute langsung Jakarta-Banyuwangi. “Pada prinsipnya, siapapun silakan masuk, yang penting bisa menggerakkan ekonomi lokal,” ujar Yusuf.

    Selama ini, rute ke Banyuwangi baru dari Surabaya sebanyak tiga kali dalam sehari yang dilayani Garuda Indonesia dan Wings Air. Jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi sendiri terus melonjak.

    Pada 2011, jumlah penumpang baru tercatat 7.826 orang per tahun, lalu melonjak hingga 1.339 persen menjadi 112.661 orang pada 2016.