SINGAPORE AIRSHOW: Pesanan Pesawat Jarak Pendek Diprediksi Meroket

SINGAPORE AIRSHOW: Pesanan Pesawat Jarak Pendek Diprediksi Meroket

Meskipun ekonomi global sedang suram, panitia acara, Experia Events, berharap setidaknya angka transaksi yang dicapai dalam Singapore Airshow minimal sama dengan capaian pada 2014.

Pada Singapore Airshow 2014 nilai penawaran yang didapat selama pameran mencapai US$32 miliar. Kali ini, organizer acara tersebut, Experia Events, berharap acara yang mereka gelar itu sedikitnya mendatangkan nilai-nilai kesepakatan serupa.

Salah satu yang diprediksi banjir pesanan dalam Singapore Airshow 2016 yang akan dilangsungkan 16-21 Februari itu adalah pesawat komersial jenis ukuran kecil, yang dapat menghubungkan kota-kota kecil dan kota-kota utama di Asia. Analis industri aviasi, flightglobal mengatakan beberapa permintaan tersebut bisa jadi sudah diumumkan pekan depan.

“Para pembuat jet regional benar-benar berusaha keras mendapatkan mitra operator Asia yang ingin menggunakan jet kecil untuk melawan dominasi Airbus A320 dan Boeing 737,” kata Managing Editor Flightglobal Asia, Greg Waldron.

“Kami juga melihat ada tren baru untuk pesawat jenis turboprop. Turboprop sangat efektif digunakan di negara-negara di kawasan itu, seperti di Filipina, Indonesia, Vietnam dan Thailand. Jadi saya tidak akan terkejut jika nanti muncul banyak pesanan pesawat turboprop,” imbuhnya.

Pesawat jenis turboprop memang lebih lambat dibanding pesawat jet, namun kebanyakan analis industri aviasi mengatakan, kecepatan menjadi hal yang tak penting untuk sebuah rute perjalanan yang waktu tempuhnya kurang dari dua jam. Sebab, banyak waktu perjalanan penumpang justru habis saat pergi menuju bandara dua atau satu jam sebelum pesawat berangka, ditambah waktu menunggu take-off dan juga holding sebelum landing.

Salah satu produsen pembuat turboprop atau pesawat propeller adalah ATR, yang di Indonesia pelanggannya termasuk maskapai ternama Garuda Indonesia dan Lion Air. Asia Tenggara menyumbang 50% angka backlog order di dunia.

Pembuat pesawat kecil lainnya, produsen asal Kanada, Bombardier, berencana memamerkan pesawat penumpang 100- 150-kursi terbaru mereka. Permintaan untuk pesawat tersebut diperkirakan juga ikut meningkat sebagaimana pertumbuhan bisnis penerbangan dunia yang juga diperkirakan tumbuh pada 2016 ini.

Berdasarkan perkiraan dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), lalu lintas penumpang global meningkat 6,5% pada tahun lalu, menjadi angka tertinggi sejak 2010. Asia-Pasifik sekali lagi menjadi wilayah tertinggi dengan operator tercatat mengalami peningkatan permintaan hingga 8,2%.

Managing Director Embraer wilayah Asia Pasifik Ricardo Pesce meramalkan, dalam 20 tahun ke depan, dua-pertiga dari lalu lintas penerbangan di dunia akan diwakili oleh kawasan Asia-Pasifik.

“Jadi Asia merupakan peluang besar. Dan kami pikir keputusan kami menempatkan diri di Singapura sebagai hub untuk coverage kami di kawasan ini adalah sangat tepat,” kata dia.

Produsen pesawat asal Brasil itu memang kini telah memiliki kantor cabang di Singapura, yang dilengkapi dengan pusat distribusi spare parts regional.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.