Misteri Pencarian Dragonfly selama Puluhan Tahun

Hari ini menandai 54 tahun hilangnya pesawat Dragonfly di Selandia Baru. Sampai sekarang, bangkai pesawat belum ditemukan dan masih dicari di antara Christchurch dan Milford Sound, dua pulau di Selandia Baru.

12 Februari 1962, Brian Chadwick lepas landas menggunakan Dragonfly untuk penerbangan wisata. Setelah itu, dia tidak pernah terlihat lagi.

Brian membawa empat penumpang, Louis Rowan, Darrell Shiels dan pengantin anyar Elwyn dan Valerie Saville. Semua dari Australia. Meskipun salah satu pencarian udara paling luas dalam sejarah Selandia Baru sudah dilakukan, pesawat itu tidak pernah ditemukan.

Richard Waugh, yang ayahnya berteman karib dengan pilot, mendokumentasikan misteri penerbangan itu dalam sebuah buku, Hilang Tanpa Jejak: Brian Chadwick & Dragonfly.

“Aku ingat ketika masih muda, ayah selalu berbicara tentang hilangnya pesawat itu. Dia menghabiskan bertahun-tahun mencari temannya dan pesawat yang dia kendalikan,” ujar dia di radionz.co.nz, Kamis (11/2/2012).

Buku tersebut merangsang minat masyarakat untuk berupaya menemukan pesawat itu.

Sineas Selandia Baru, Bobby Reeve dan keluarganya telah mencari Dragonfly selama delapan tahun dan merekam upaya yang mereka lakukan selama itu.

Rute yang dilalui Bobyy Reeve dan keluarganya untuk mencari Dragonfly. (foto: radionz.co.nz)
Rute yang dilalui Bobyy Reeve dan keluarganya untuk mencari Dragonfly. (foto: radionz.co.nz)

Pada hari pesawat itu hilang, dilaporkan 18 penampakan pesawat baik di sisi timur maupun barat negera tersebut. Reeve mengatakan semua bukti menunjukkan pesawat berada di Hopkins Valley, sisi timur.

“Kami sudah menjelejahi seluruh negeri dan mewawancarai orang yang melaporkan penampakan pesawat pada hari itu. Lokasinya jauh, sekitar 50 kilometer dari jalan. Kami berkendara naik Land Rover sejauh 10 kilometer, melintasi tiga sungai dan kemudian berjalan menuju lembah,” ujar Reeve.

Reeve, istri dan dua anak menghabiskan enam pekan untuk tinggal di lembah terpencil demi mencari Dragonfly. Dia menemukan benda-benda yang diduga milik penumpang Dragonfly. “Kami menemukan sepatu boot bertumit. Kami berjalan empat setengah dan kami tahu semakin dekat dengan Dragonfly.”

Sepatu yang ditemukan keluarga Reeve. (Foto: radionz.co.nz)
Sepatu yang ditemukan keluarga Reeve. (Foto: radionz.co.nz)

Di usianya yang menginjak 73 tahun, Reeve menyadari tak akan mampu mencari Dragonfly untuk waktu yang lebih lama. “Kadang-kadang kami berpikir itu sangat berbahaya, dan kami tidak akan kembali.”
Kelompok lain mencari pesawat Dragonfly di Pantai Barat. Sekitar delapan orang, dipimpin oleh Gavin Grimmer, menyusuri perbukitan selama beberapa hari setiap Februari.

“Setelah 18 bulan penelitian, saya menemukan beberapa bukti yang menyatakan Dragonfly hilang di Pantai Barat, dan tidak ada bukti kuat yang menyatakan pesawat itu berada di Pantai Timur,” kata Grimmer.

Alec Doig, yang telah menjadi bagian dari tim Mr Grimmer, mengatakan kawasan pencarian meraka sangat keras.

“Kami menuju ke sana menggunakan helikopter, jika tidak akan butuh setengah hari untuk berjalan di sana melewati semak belukar yang tebal di lembah. Ada batu-batu seukuran rumah dan kami harus susah payah mencari jalan.”

“Kami terus mencari sesuatu yang menyerupai pesawat, atau sesuatu buatan manusia.”

Richard Waugh mengatakan orang-orang seperti Reeve, Grimmer dan Doig adalah orang-orang yang menjaga warisan Dragonfly tetap hidup. “Jika pesawat itu ditemukan, saya akan sangat senang untuk memberitahu keluarga mereka.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.