Perang Urat Syaraf Trio Teluk vs The Big Three Makin Hot…

    Delta Airlines

    Perang kata-kata antara maskapai Teluk, dengan sejumlah maskapai “rival” dari Amerika Serikat ternyata tak memengaruhi traffic penumpang dari Amerika Serikat (AS) ke Timur Tengah dan sebaliknya.

    Ketegangan ini sudah berlangsung hampir setahun terakhir. Trio maskapai Teluk , Etihad, Emirates dan Qatar Airways secara terang-terangan beradu argumen di media The Big Three maskapai asal Amerika Serikat (American Airline, Delta dan United Airlines).

    The Big Three menuding, maskapai asal teluk melanggar aturan penerbangan yakni dengan menggunakan dana subsidi pemerintah yang di luar batas. Dampaknya tentu saja maskapai Teluk begitu mudah ekspansi. Dengan “dana jor joran” maskapai Timur Tengah dinilai melakukan apa saja yang mereka inginkan di Amerika dan Eropa.

    Amerika menuduh pemerintah di Teluk telah memberikan subsidi US$42 miliar atau sekitar Rp574.5 triliun untuk pengembangan bisnis penerbangan mereka. Subsidi ini dianggap bertentangan dengan perjanjian penerbangan internasional. The Big Three bahkan meminta pemerintah AS turun tangan dengan permasalahan ini.

    Salah satu bukti tergerusnya maskapai AS menurut The Big Three adalah pemesanan tiket dari Orlando, San Francisco dan Chicago menurun 13,3% setelah masuknya Emirates, Etihad dan Qatar di rute-rute tersebut.

    Klaim tersebut menuai respons keras dari Emirates. “Retorika yang diungkapkan The Big Three sekali lagi membuktikan betapa mereka hanya peduli dengan kepentingan mereka sendiri,” kata sumber Eimrates seperti dikutip The National Business, Minggu (31/1/2016).

    “Mereka hanya mengungkap data penurunan pemesanan untuk operator AS dan mitra usaha mereka. Mereka mengabaikan fakta bahwa pemesanan secara keseluruhan tumbuh dengan dimulainya layanan operator Teluk ke kota-kota AS, termasuk Orlando, San Francisco, Chicago, ” tambah pernyataan Emirates.

    Emirates menambahkan, hal yang dianggap mengganggu The Big Three adalah persaingan yang kian terbuka. Mereka tidak bisa berpikir menguasai lalu lintas udara. Siapapun bisa mendapat pelanggan dan ditinggalkan pelanggan.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.